Kamis, 08 Mei 2014

AKU DAN KOTAKU



AKU DAN KOTAKU
JENIS KARANGAN= DESKRIPSI

Sejuk udara pagi terasa menimpa tubuh yang baru bangun, semilir angin yang berhembus menyenderkan gordeng di depan kaca jendela yang di buka,sinar matahari yang muncul terlihat seperti kemalu-maluan membawa hawa hangat lewat kulit yang masih memakai piyama pemberian Ayah ketika hadiah ulang tahunku yang ke 17 tahun. Sesuai dengan warna kesukaanku Ayah membeli piyama yang berwarna biru muda polos terbuat dari kain yang enak di pakai.
Melihat ke bawah jendela terlihat ibuku sedang menyapu halaman rumah yang sedikit ada kotoran sampah dan daun-daunan yang sudah  kering, tiba-tiba ibuku di sapa oleh tetangga sebelah rumah yang akan mengantar anaknya sekolah. ibukupun membalasnya dengan penuh senyum seraya mendoakan agar selamat sampai tujuan. Aku teringat pada Ayah,, ‘’kemana beliau’’ mungkin sedang  mandi, terdengar suara gemericik air yang sengaja di tumpahkan.
Tatapan mataku kembali ke luar jendela, sungguh pemandangan yang luar biasa, pohon berjejer gagah seperti pahlawan. Rumput dan tanaman-tanaman  terlihat begitu elok dengan warna hijaunya yang memukau orang lewat. Harum bunga membuat kedua hidungku terhipnotis dengan aromanya yang begitu khas. Tak ingin rasanya beranjak dari tempat tidurku yang begitu enak ini namun jam menyuruhku harus siap-siap untuk berangkat sekolah. Kebetulan di sekolah ada upacara yang tiap senin di lakukan . Aku harus lebih cepat sampai sekolah karena tugas yang di berikan bu guru , aku di percaya menjadi pemimpin upacara.
Sudah 17 tahun ke belakang aku merasakan kesegaran udara pagi yang begitu enak, orang-orang yang begitu akrab antara satu dengan yang lainnya. Keadaan alam yang begitu meyehatkan. Kini cuaca telah berubah dengan panas begitu terik, kulit terasa seakan terbakar, keringat bercucuran tiada henti,hingga beberapa kali tisu aku keluarkan yang terletak kantongku . Panas matahari tak ada yang menyaring karena pohon-pohon telah tiada,di gantikan dengan bangunan-bangunan rumah, di sana-sini pedagang asongan berhamburan hingga menutup pejalan kaki. Di jalan besarpun orang yang membawa kendaraan susah lewat karena terhalangi bagian tubuh jalan yang ada di jalan di buat kios-kios pedagang yang berjualan, aneka macam dagangan ada di sana termasuk penjual roko atau makanan ringan seperti gorengan.
Penduduk yang dahulu sangat ramah mulai hilang, dengan terlihat keegoisan yang di munculkan,mereka masuk dalam kesibukan dan pekerjaan masing-masing. Bahkan ketika bertemu di jalanpun tak sedikit orang  yang tak bertegur sapa. Di pemberitaan televisi banyak kejadian- kejadian kriminal dan kejahatan  yang terjadi, entah pencopetan, perampokan pemerkosaan, atau yang lebih parah lagi pembunuhan. Kalangan elit atau penguasapun tak luput dari pemberitaan, di beritakan mereka banyak yang  korupsi mengambil hak rakyat miskin, seperti uang pajak yang di masukan ke dalam kantong sendiri oleh oknum pegawai pemerintah dalam bidang pajak. Ketika tertangkap polisipun membawanya dan menghukumnya dengan di masukan ke dalam hotel prodeo, namun waktu hukumannya begitu ringan dengan di potong remisi juga pembayaran denda, sungguh ironi.
Harapanku saat ini kotaku kembali seperti dulu dengan keadaan alam yang begitu menyehatkan, udara pagi yang menyentuh badan. Penduduk yang begitu akrab satu sama lain saling bantu membantu apabila ada tetangganya yang sedang mengadakan hajatan. Tanpa mengharapkan pamrih ataupun tanda jasa apalagi imbalan.  Mereka saling bergotong royong dengan suka ria , mereka sama-sama senang saling bantu membantu.
Mungkin harapan kotaku kembali seperti dulu bisa di wujudkan jikalau setiap individu, masyarakat , dan pemerintah bekerja sama saling bantu membantu. Perlu di tumbuhkan rasa saling memiliki antara invidu dengan  masyarakat, dan masyarakat dengan pemerintah. Yang berujung sama-sama menuangkan ide bagaimana menjaga dan membuat kota yang kita tinggali ini nyaman tenang dan tenteram. Tak ada pertengkaran, tak ada saling menghujat masyarakat pada pemerintah. Tak ada penindasan pemerintah pada masyarakat yang sering menjadi bahan olok-olokan dan penipuan.
Semua bisa terwujud jika berawal dari diri sendiri yang mau tak mau kita harus menjadi pribadi yang baik menjadi pelopor yang baik. Mulai saat ini hendaknya lakukan apa-apa yang bisa di lakukan untuk menjadikan kota kita tercinta ini telihat baik. Menanam tanaman di sekitar rumah atau jalan-jalan bisa jadi alternatif yang bisa di lakukan. Ide-ide yang ada hendaknya tak di tunda-tunda untuk di lakukan mulailah saat ini juga di lakukan.perbanyak orang dan ajak mereka untuk sama-sama melakukan ide-ide yang bisa di torehkan dengan membuat organisasi misalnya. Seperti kelompok pecinta sungai cikapundung di mana mereka sama-sama membuat sungai ci kapundung lebih baik dengan membersihkannya.kita bisa membuat organisasi atau kumpulan baru untuk sama-sama mencintai kota kita dan sama-sama menjaganya dari kerusakan-kerusakan yang bisa timbul.

By Cecep Suhara teknik sipil ST.Inten Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar